Selasa, 18 Maret 2008

Ayat-ayat Cinta


Banyaknya tanggapan publik yg datang atas film ayat-ayat cinta membuat aku jadi penasaran juga untuk menonton filmnya.Pada saat menonton aku sudah tahu dari bahasan-bahasan di milis bahwa film tersebut tidak akan sama dgn novelnya..

Karena aku sangat terkagum-kagum dgn novelnya,dan pada saat menonton filmnya aku beranggapan bahwa aku belum pernah membaca novel tersebut biar tidak terlalu kecewa.

Tapi kadang tetep agak kecewa juga ..kok gitu ya ceritanya,kok gak gini yaa..kan di novelnya gak gitu ceritanya,tapi InsyaAllah bisa lebih menerima-lah karena awalnya dah berusaha untuk konsekuen..

Mungkin cara mengemas dan memuaskan emosi pembaca dan penonton itu berbeda yaa..
Dan kayaknya memang gak bisa memindahkan isi sebuah novel ke dalam film secara utuh.
Makanya versi film AAC itu berbeda sekali dengan novelnya..

Cuma yg disayangkan kenapa pemeran Fahri itu tidak cukup bisa menghayati penuh sebagai sesosok Fahri yg di dalam novel ditampilkan sebagai sesosok ikhwah yang sangat sempurna,tapi di film, Fahri cenderung emosional.Fahri versi novel yang sangat pintar dalam ilmu agama,taat dan halus tutur katanya menjadi terlihat bodoh ketika pada versi film digurui oleh sahabatnya Saiful mengenai ta'aruf.
Dan juga kenapa di filmnya tsb sangat menonjolkan poligami,padahal kalau kita baca novelnya bukan sisi poligami yg ditonjolkan.

Mungkin memang permintaan sutradara-nya utk seperti.Kalo berbeda pastinya banyak sekali perbedaan antara novel dan filmnya.Boleh dibilang film AAC gak jauh beda dengan drama percintaan ,yg bedanya menampilkan perempuan2 berjilbab.

Tapi sepertinya film ayat ayat cinta besar juga pengaruhnya ke masyarakat,meskipun ada bagian-bagian kontrofersi, seperti adegan setelah pernikahan Fahri dengan Aisya,dan dalam berpoligami menyatukan istri-istrinya di satu rumah.

Positifnya dari penayangan film ini untuk masyarakat luas khususnya remaja akan memahami bahwa Islam tdk mengenal istilah pacaran dan cara perjodohan secara Islam yaitu ta'aruf, karena selama ini mereka hanya mengenal metode pacaran, demam AAC ini efeknya akan luar biasa,seperti kata kang abik pengarang buku AAC mengenai film ini, "agar syiar Islam menyentuh masyarakat lebih luas".

Dan film ini yg aku tahu melebihi penayangan film Ada Apa dengan Cinta beberapa tahun yg lalu.Hampir semua kalangan menonton film ini..bioskop2 menayangkan film ini sampai 2 studio dan tiket yg selalu habis terjual..
Belum ditambah soundtrack lagunya yg dinyanyikan dgn indah oleh Rossa dan Melly Guslaw..

Tapi kalo aku lebih seru baca novelnya.
Mudah2an ini awal yang baik dalam perfileman di Indonesia yag bertemakan religi dan yang akan datang film-film religi di tanah air akan lebih baik lagi.

Selamat membaca & menonton saja dech..yg mana yg paling disuka..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hi mbak..gak tahan ni utk gak ikutan comment...tadinya aku kepengen banget nonton AAC..sampe udah wanti2 ke suami sblom diputer di bioskop...Tp blom smpt2 niy..Klo novelnya si mmg Luar Biasa...Tp yg bikin aku kecewa banget.. Trnyata kok soundtrack filmnya mirip bgt sama soundtrack film Schindler List yg bbrp taun lalu smpt heboh itu..nggak sengaja liat di you tube...kok ya jadi il feel mo liat filmnya....sayang banget ya..musisi sekelas melly kok ya bisa...

Anonim mengatakan...

Bicara soal revolusi budaya, saya baru saja menulis sebuah e-book terbaru yang akan merevolusi paradigma tentang dinamika sosial pria-wanita Indonesia dalam dunia romansa dan cinta, berjudul The Secret Law of Attraction (bukan sampah new age seperti yang beredar selama ini), sekaligus kunci otomatis untuk menarik popularitas dan trafik blog Anda.

Download rahasia besar tersebut dalam e-book yang terdapat di http://www.hitmansystem.com/blog/the-secret-law-of-attraction-113.htm