Rabu, 24 Juni 2009

Ketika Cinta Bertasbih the movie..

Hari minggu kemarin baru aja nonton KCB sama hubby,penasaran juga..
Secara blm baca bukunya juga,pingin tahu aja kalo blm baca bukunya,versi filmya bagus or ngak..soale dl pas AAC udah baca bukunya..

Akhirnya kita putuskan nonton,fio sementara sama neneknya di rumah pas kebetulan neneknya lg nginep di rumah..hehehe..
Akhirnya setelah kita makan siang di luar rame2 bareng neneknya dan karyawan JC di rumah,langsung dech ke bioskop..

Hhhm..ternyata biar udah 2 studio dan udah berlangsung lebih dr 1 minggu mulai beredar di bioskop2 masih tetep aja penuh bok..akhirnya kita dpt ticket jam 16.30..
trus lagi byk bgt anak2 yg pada nonton..kok ya bisaa ya..khan bkn film anak2..apa karena udah pada liburan sekolah kali yaa..

Sedikit sinopsis KCB the movienya..
Abdullah Khairul Azzam pemuda tampan dan cerdas dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Atas usahanya yang gigih dia berhasil memperoleh bea siswa untuk belajar di Al Azhar Mesir selepas menamatkan Aliyah di desanya.

Baru setahun di Kairo dan menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna), ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, dikarenakan adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Cairo. Tapi hal itu berimbas pada kuliah Azzam, sudah 9 tahun berlalu, ia belum juga menyelesaikan kuliahnya.

Seringnya Azzam mendapatkan orderan di KBRI Cairo mempertemukan ia dengan Puteri Duta Besar, Eliana Pramesthi Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Ia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta. Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin hubungan lebih dekat dengan Eliana, karena selain sifat dan kehidupannya yang sedikit bertolak belakang dengan Azzam, juga karena nasihat dari Pak Ali, supir KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana.

Apa yang dikatakan Pak Ali cukup terngiang-ngiang di benaknya, bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok untuk Azzam. Azzam disarankan untuk buru-buru mengkhitbah (melamar) seorang mahasiswa cantik yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo, yang juga menguasai bahasa Inggris, Arab dan Mandarin. menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah bahwa Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang Kiai Pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim.

Ada keinginan Khaerul Azzam untuk menghkhitbah Anna walaupun ia belum pernah bertemu atau melihat Anna. Karena tidak punya biaya untuk pulang ke Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di Cairo, yaitu Ustadz Mujab, dimana Azzam sudah sangat mengenal ustadz itu. Dengan niat penuh dia pun datang ke ustadz Mujab untuk mengkhitbah Anna Althafunnisa. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1 Azzam yang tidak juga selesai, dan lebih dikenal karena jualan tempe dan baso. Selain itu, Anna telah dikhitbah lebih dulu oleh seorang pria yang alih-alih adalah Furqon, sahabat Azzam yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang juga cerdas dimana dalam waktu dekat akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam bisa menerima alasan itu, meskipun hatinya cukup perih.

Tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan harapan-harapan hidupnya. Hal tersebut membuatnya menghadapi dilemma antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna.
Dia adalah seorang lelaki yang nyaris sempurna dan mungkin tipe yang
sangat di idam2kan oleh para akhwat untuk dijadikan suami, bagaimana tidak
Furqan selain ditakdirkan lahir dari keluarga pengusaha Indonesia yang kaya
raya, dia juga memiliki paras tampan dan yang terpenting adalah Furqan memiliki
ilmu agama yang baik dan telah berhasil menyelesaikan kuliah S2nya di Mesir. Alasan2
itulah yang membuat dia merasa sangat yakin dapat dengan mudah mendapatkan
seorang calon pendamping hidupnya kelak
dan pilihan itu akhirnya jatuh pada seorang akhwat cantik dan pintar yang
merupakan anak dari seorang kiai asal Klaten bernama Anna Althafunnisa (inilah
salah satu alasan yang membuat lamaran Azzam ditolak oleh pamannya Anna) dan
ternyata perkiraannya itu terbukti akhirnya Anna menerima pinangannya setelah
dengan proses pertimbangan yang cukup lama. Tetapi kesempurnaan masa depan yang
telah diukir oleh Furqan tiba2 harus kandas hanya dalam satu malam akibat
kejadian yang tidak pernah disadarinya. Dia menjadi target operandi seorang
mata2 mosad israel berinisial Miss Italiana yang memiliki misi merusak generasi
islam yang berkualitas dengan cara menjebak dan menularkan virus yang sangat
ditakuti oleh seluruh umat di dunia karena belum ada obat yang dapat
menyembuhkan penyakit yang diakibatkan oleh virus tersebut yakni penyakit AIDS.
Bagaikan langit yang tiba2 runtuh, itulah perasaan Furqan ketika Rumah Sakit
menyatakan bahwa ia positive terjangkit virus HIV AIDS, seketika pula ia merasa
hidupnya dan seluruh kesuksesan yang berhasil ia raih selama ini sudah tidak
memiliki arti. Kejadian ini merupakan ujian dan teguran dari Allah
bagi Furqan yang selama ini telah berpendapat bahwa takdir itu ada hukum2
alamnya yang mengikuti aturan sebab dan akibat. Padahal manusia sesungguhnya
tidak bisa menentukan takdirnya, kewenangan yang diberikan Tuhan untuk manusia
hanyalah berikhtiar dan berusaha karena takdir sepenuhnya adalah hak dan
keputusan Allah SWT.

Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan hati Azzam. Agar Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bontotnya yang bernama Sarah yang masih mondok di Pesantren.

Azzam yang sudah sangat rindu dengan keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampong dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna.

Apakah mungkin Azzam akan berjodoh dengan Anna? Ataukah Eliana yang sebenarnya juga masih penasaran dengan Azzam? Ataukah Azzam berhasil menemukan tambatan hatinya di Indonesia?..To be continue..

Menurutku untuk film KCB tersebut,latar,setting,sountrack lagunya oke punya..Jadi pingin jalan-jalan ke Mesir..hahahah..amien
untuk pemainnya sebenernya juga oke cuma mungkin agak sedikit kurang berkarakter saja,mungkin karena masih pemain baru,tapi so far..TOP dech..

Tidak ada komentar: